Dalam pertandingan gulat, mencetak poin awal sangat krusial karena poin tersebut tidak hanya memberikan keunggulan numerik, tetapi juga membangun momentum psikologis. Kunci untuk memulai keunggulan ini terletak pada kemampuan Menguasai Teknik Takedown—manuver menjatuhkan lawan dari posisi berdiri ke matras. Menguasai Teknik Takedown berarti pegulat mampu menembus pertahanan lawan, mengganggu keseimbangan mereka, dan menggunakan leverage tubuh secara efisien. Teknik takedown yang dieksekusi dengan sempurna seringkali menjadi penentu dominasi sepanjang durasi pertandingan.
Terdapat beberapa variasi teknik takedown yang harus dikuasai, yang masing-masing memiliki kegunaan berbeda tergantung postur dan gaya bertahan lawan:
- Double-Leg Takedown: Teknik paling fundamental dan agresif, melibatkan serangan cepat ke kedua kaki lawan. Keberhasilan Double-Leg bergantung pada penetration step yang eksplosif dan menjaga kepala tetap menempel ke sisi lawan.
- Single-Leg Takedown: Serangan yang lebih taktis, menargetkan satu kaki. Teknik ini ideal untuk lawan yang memiliki kuda-kuda lebar atau yang sering memindahkan berat badan. Variasinya, High Crotch, memungkinkan transisi cepat ke teknik angkatan.
- Arm Drag / Snap Down: Teknik menyerang tubuh bagian atas lawan (lengan atau kepala) untuk Menguasai Teknik Takedown melalui putaran ke belakang (go-behind). Gerakan ini cocok untuk melawan pegulat yang cenderung mendorong atau berpostur tegak.
Aspek paling penting dalam Menguasai Teknik Takedown adalah timing dan kuda-kuda (stance). Seorang pegulat harus mempertahankan stance yang rendah dan seimbang, siap meledak dalam serangan saat lawan melakukan kesalahan kecil—seperti mengangkat kaki atau sedikit kehilangan fokus. Menurut analisis kinerja yang dilakukan oleh Pengurus Besar Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PB PGSI) pada bulan Desember 2024, pegulat yang berhasil mencetak takedown pertama memiliki tingkat kemenangan sebesar $78\%$. Data ini menunjukkan bahwa poin awal dari takedown adalah indikator kuat hasil akhir.
Untuk meningkatkan efisiensi takedown, banyak tim melakukan latihan intensif. Satuan Latihan Polisi Militer Angkatan Darat (Satmiltar AD) pada hari Rabu, 5 Februari 2025, mewajibkan setiap anggotanya melakukan Chain Wrestling Drills—serangkaian takedown dan counter tanpa henti—selama sesi latihan fisik sore untuk membangun daya ledak dan memori otot yang diperlukan saat tekanan pertandingan memuncak.
