Ketergantungan berlebihan pada Pengurus Pusat (PP) PGSI sebagai Induk Organisasi seringkali menghambat laju perkembangan gulat di daerah. Pengprov PGSI terbaik memiliki pemahaman mendalam tentang potensi lokal, fasilitas, dan tradisi gulat mereka sendiri. Keterpusatan keputusan justru melahirkan birokrasi yang lambat dan program yang seragam, padahal kebutuhan daerah bervariasi.
Fleksibilitas Program Lokal
Otonomi penuh memberikan Pengprov fleksibilitas untuk menyusun program latihan yang disesuaikan dengan sumber daya dan iklim kompetisi regional. Sumatera memiliki tantangan yang berbeda dari Kalimantan atau Jawa. Kebebasan dari pusat memungkinkan Pengprov PGSI berinovasi dan beradaptasi lebih cepat dalam pembinaan atlet.
Pemanfaatan Dana Mandiri
Jika Induk Organisasi gulat memberikan otonomi yang lebih besar, Pengprov dapat lebih leluasa mencari dan memanfaatkan pendanaan mandiri. Dana yang diperoleh dari sponsor lokal atau pemerintah daerah dapat langsung dialokasikan untuk kepentingan atlet. Ketergantungan pada drop dana pusat seringkali membuat program pembinaan tersendat.
Efisiensi Proses Seleksi Atlet
Pengprov PGSI adalah pihak yang paling dekat dengan basis klub dan kompetisi di daerah. Otonomi memungkinkan mereka merancang mekanisme seleksi dan talent scouting yang efisien. Keterlibatan Induk Organisasi secara mendalam pada proses seleksi atlet Pelatda seringkali justru mengurangi efektivitas penjaringan bakat murni.
Inovasi Kompetisi Regional
Kemandirian Pengprov akan mendorong lahirnya kompetisi-kompetisi regional baru. Kompetisi yang diselenggarakan secara rutin dan berkualitas adalah kunci mengasah jam terbang atlet. Jika Induk Organisasi terlalu mengatur, inisiatif daerah untuk berinovasi dalam format event lokal menjadi terbelenggu.
Menciptakan Keunggulan Spesifik
Beberapa provinsi unggul pada gaya gulat tertentu. Otonomi memungkinkan Pengprov PGSI fokus pada pengembangan keunggulan spesifik tersebut tanpa harus mengikuti mandat pusat yang bersifat umum. Penguatan gulat daerah adalah jalan pintas untuk memperkaya kolam atlet berkualitas di level nasional.
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pengurus dan pelatih di tingkat provinsi sering memiliki dedikasi tinggi namun kurang diberdayakan. Memberikan otonomi penuh berarti meningkatkan kepercayaan terhadap kompetensi SDM lokal. Hal ini memotivasi mereka untuk bekerja lebih keras dan profesional tanpa harus menunggu instruksi dari Induk Organisasi di Jakarta.
