Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) baru-baru ini mengumumkan perubahan signifikan dalam sistem penilaian kinerja guru dan kepala sekolah. Salah satu pertanyaan utama yang muncul di kalangan pendidik adalah, apakah perubahan ini akan berdampak pada pengurangan beban kerja guru? Artikel ini akan mengulas bagaimana perubahan penilaian kinerja ini diharapkan dapat meringankan beban kerja guru, terutama terkait dengan tugas-tugas administratif yang selama ini dirasakan memberatkan.
Salah satu fokus utama dalam perubahan penilaian kinerja guru adalah pergeseran dari penekanan pada pengumpulan dokumen administratif yang berlebihan menuju observasi praktik pembelajaran di kelas. Selama ini, guru seringkali disibukkan dengan penyusunan berbagai laporan dan berkas yang dianggap kurang relevan dengan kualitas pengajaran mereka. Dengan sistem penilaian yang baru, diharapkan beban kerja guru terkait dengan administrasi yang tidak esensial dapat berkurang secara signifikan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) pada konferensi pers tanggal 9 Agustus 2023 di Jakarta, yang menekankan bahwa fokus utama penilaian adalah pada peningkatan kualitas pembelajaran siswa.
Perubahan ini juga mendorong penggunaan teknologi dalam proses penilaian, yang diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat alur kerja guru. Sistem penilaian yang lebih terintegrasi dan berbasis digital dapat mengurangi kebutuhan guru untuk mencetak dan mengarsipkan berbagai dokumen fisik. Selain itu, umpan balik dari siswa dan rekan sejawat yang menjadi bagian penting dari penilaian kinerja yang baru juga diharapkan dapat dikelola secara lebih efisien melalui platform digital, sehingga tidak menambah beban kerja guru secara signifikan.
Meskipun fokus pada observasi dan umpan balik menjadi lebih besar, Kemdikbudristek menjamin bahwa proses ini akan dirancang sedemikian rupa agar tidak menambah beban kerja guru. Instrumen observasi dan mekanisme pengumpulan umpan balik akan disederhanakan dan disesuaikan dengan konteks pembelajaran di masing-masing sekolah. Tim pengembang kurikulum dan asesmen Kemdikbudristek telah melakukan uji coba terbatas di beberapa sekolah percontohan pada bulan Juli 2023 untuk memastikan bahwa implementasi sistem penilaian yang baru ini tidak memberatkan guru.
Dengan adanya perubahan sistem penilaian kinerja ini, harapan besar tertumpu pada berkurangnya beban kerja guru yang selama ini terfokus pada administrasi. Jika implementasi berjalan sesuai rencana, guru akan memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk fokus pada tugas utama mereka, yaitu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang berkualitas serta berinteraksi lebih efektif dengan siswa. Hal ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga memberikan dampak positif pada kesejahteraan dan motivasi para pendidik.